Advertisement
Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kaprodi S3 Ilmu Ekonomi FEB Universitas Gadjah Mada (UGM), Catur Sugiyanto mengatakan pelemahan rupiah disebabkan faktor global. Meningkatnya tensi Iran-Israel mengakibatkan para pelaku pasar menahan dolar sehingga dolar naik dan rupiah melemah.
Selain itu, menurutnya pelaku pasar juga memilih menyimpan cadangan minyak. Sehingga harga minyak global naik. Mereka khawatir perang bisa semakin meluas. "Jadi faktornya dari luar," ucapnya, Jumat (19/04/2024).
Advertisement
Ia menyebut untuk jangka pendek, mengimbangi pelemahan rupiah ini pemerintah perlu melepas dolar dan juga menarik rupiah dengan meningkatkan suku bunga.
Sementara untuk jangka panjang pemerintah harus menggenjot produktivitas. Sehingga ketersediaan barang dalam negeri membaik dan inflasi bisa ditekan.
Lebih lanjut dia mengatakan peluang ekspor juga perlu segera ditangkap, sebab harga di dalam negeri relatif lebih murah dalam dolar. "Harus segera berusaha meraih peluang ekspor dan kedatangan turis," jelasnya.
Pemerintah, kata Catur, harus segera menunjukkan kondisi Indonesia aman, lebih khusus lagi di DIY. Terbukti setelah Pemilu kondisi keamanan bisa terjaga. Apalagi wisatawan mancanegara (Wisman) biasanya lebih mempetimbangkan kondisi lokal daripada nasional. "Jadi perlu respons cepat dunia hotel, resto, dan perjalanan wisata untuk menjamin," lanjutnya.
Baca Juga
Nilai Tukar Rupiah Melemah Tembus Rp16.176 per Dolar AS, Disperindag DIY: Bisa Dongkrak Ekspor
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Disperindag DIY Mewaspadai Kenaikan Harga Pangan
Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
Konflik Iran- Israel ini, kata Catur, adalah kejutan baru bagi pelaku pasar. Sehingga masih butuh waktu untuk melakukan penyesuaian. Ia mengatakan sulit untuk memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan pasar.
Ia mengatakan tergantung dari kondisi objektif dari konflik tersebut, luasan, hingga lama berlangsungnya. Sementara untuk konflik-konflik lama di Timur Tengah pelaku pasar sudah menyesuaikan. "Pelaku masih menyesuaikan diri," lanjutnya.
Stabilitas Rupiah Terjaga
Bank Indonesia (BI) memastikan stabilitas rupiah aka tetap terjaga. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo.
Dia mengatakan Indonesia termasuk salah satu negara emerging market (EMEs) yang kuat dalam menghadapi dampak rambatan global. Akibat ketidakpastian penurunan Fed Fund Rate (FFR) dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
"Ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang prudent dan terkoordinasi erat," ucapnya.
Menurutnya BI berkomitmen untuk menstabilkan rupiah. Melalui intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan. Juga pengelolaan aliran portofolio asing yang ramah pasar. Termasuk operası moneter yang pro-market dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang.
"Mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Cek di Sini
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- LPS Siapkan Rp237 Miliar untuk Klaim Simpanan Nasabah, Berikut Daftar 10 Bank Bangkrut Tahun Ini
- SBI Perkuat Fokus Pada Efisiensi dan Inovasi Hadapi Tantangan Industri
- PLN UID Jateng DIY Kembali Raih Penghargaan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat dalam Detik Jateng-Jogja Award
- Pecah Rekor! Inflasi Bawang Merah April 2024 Tertinggi sejak 2021
- BI Rate Naik, Penjualan Properti di DIY Terancam Lesu
Advertisement
Advertisement