Advertisement
Tiket Pesawat Mahal, Penumpang Bus Diprediksi Membeludak
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Tingginya harga tiket pesawat memberikan celah untuk transportasi alternatif seperti bus. Diprediksi jumlah penumpang naik 30%-40%.
Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan, menuturkan sudah memperkirakan akan membeludaknya animo masyarakat dalam menggunakan angkutan darat.
Advertisement
"Prediksi kenaikan penumpang bus berkisar 30 persen-40 persen, tetapi kalau dari penumpang pesawat sedikit sekali karena kemungkinan mereka bawa mobil pribadi," katanya saat Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) menghubungi, Rabu (15/5).
Dia menuturkan sudah bersiap dengan menaikkan ritase keberangkatan bus di samping menambah jumlah bus dari divisi bus pariwisata baik internal maupun eksternal untuk menyamakan standar pelayanan.
Langkah yang akan dilakukannya sebagai antisipasi dengan meningkatkan utilitas armada bus. Menurutnya, dengan keberadaan tol Trans Jawa dan tol Trans Sumatra, utilitas bus dapat lebih maksimal.
"Nanti kami akan meningkatkan utilisasi kendaraan, jam berangkat sampai jam balik lagi ke Jakarta. Tinggal kita atur istirahat pengemudi. utilisasi kendaran yang kita tingkatkan," jelasnya.
Peningkatan utilisasi ini dengan pemberangkatan bus yang lebih awal sehingga tiba lebih awal, lalu bus kembali lagi ke Jakarta untuk mengisi jam keberangkatan selanjutnya.
Dia memperkirakan akan dibutuhkan 4.000-5.000 armada angkutan, lebih banyak dari armada yang dikerahkan pada musim Lebaran 2018 lalu yang mencapai 3.000 armada.
"Kami sekarang lagi berkoordinasi mempersiapkan diri untuk meledak jarak dekat, Jakarta-Jawa Tengah dan Jawa Timur, menyambut kemungkinan ledakan ini. Saya belum bisa prediksi meningkatnya seberapa, di H-7 [Lebaran] dulu bisa cukup 3.000 armada sekarang jadi 4.000-5000 armada, tinggal kami libatkan tambahannya," tuturnya.
Mekanisme Pasar
Pria yang sekaligus sebagai Ketua Bidang Angkutan Penumpang DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) ini menuturkan penambahan yang dilakukan setiap perusahaan otobus (PO) berbeda-beda.
Adapun total armada PO di seluruh Indonesia berkisar 20.000 unit bus. "Kira-kira bus baru dari total PO yang ada ya sekitar 1.500 unit keseluruhannya," tambahnya.
Dia menyebut lonjakan penumpang pada Lebaran 2019 kali ini akan berlangsung dalam waktu yang pendek, karena jeda waktu libur sekolah dan waktu Lebaran yang pendek.
Menurutnya, saat ini kenaikan harga tiket bus masih wajar karena kalau terjadi kenaikan yang terlalu tinggi sama saja dengan “bunuh diri”. Pasalnya, penumpang akan dengan mudah meninggalkan PO satu dan menggunakan PO lainnya.
Dia menjelaskan PO yang memberikan pelayanan non-ekonomi penerapan tarif tiketnya mengikuti mekanisme pasar, sehingga semakin tinggi permintaan, harga pun akan melejit.
Kenaikan tiket bus yang mencapai 100% katanya, hanya terjadi ketika sudah pada H-1 dan H-2 Lebaran. "Biasanya itu kenaikan sampai begitu di H-2 dan H-1, itupun hanya beberapa [PO] saja yang begitu," ujarnya.
Tak Signifikan
Managing Director PT Lorena Transport Tbk dan Karina Transport, Dwi Ryanta Soerbakti memprediksi ada kenaikan jumlah penumpang yang berbeda dibandingkan kenaikan jumlah penumpang biasanya ketika musim Angkutan Lebaran. "Prediksi kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan efek dari harga tiket pesawat. Namun, kami prediksi tidak lebih dari 20 persen kenaikan penumpang," tuturnya saat JIBI menghubungi, Rabu.
Dia menyebutkan alasan dari kenaikan hingga 20% tersebut yakni karena sebagian penumpang beralih menggunakan kendaraan pribadi, mengingat tol Trans Jawa dan Trans Sumatra sudah beroperasi.
Alasan lain yang membuat peningkatan penumpang terhambat yakni maraknya mudik gratis yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan, BUMN-BUMN serta pihak swasta lainnya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan survei pemudik dari Jabodetabek dengan hasil sekitar 14,9 juta orang atau 44,1% dari total penduduk Jabodetabek yang akan melakukan mudik ke kampung halamannya.
Karakteristik penggunaan moda oleh para pemudik Jabodetabek yang terbanyak adalah menggunakan bus sebanyak 4.459.690 orang (30%) dan mobil pribadi sebanyak 4.300.346 orang (28,9%).Sementara itu, pengguna pesawat diprediksi sebanyak 1.411.051 orang (9,5%).
Sementara itu total kendaraan pribadi roda empat yang akan keluar dari wilayah Jabodetabek mencapai 1 juta unit kendaraan dengan 40% diantaranya menggunakan tol Trans Jawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dorong Laju Transisi Energi, PLN Kampanyekan Kendaraan Listrik pada Peringatan Hari Bumi 2024 Jawa Tengah
- Tak Terpengaruh Konflik Iran-Israel Harga Minyak Dunia Turun
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, DPD REI DIY: Tidak Menjadikan Bisnis Properti Kolaps
- Seusai Lebaran, Harga Bawang Merah Jadi Mahal
- Lahan Panen DIY April 2024 Diperkirakan 35.557 Hektare, Gunungkidul Terluas
- PLN Mobile Proliga 2024 Siap Digelar, Kolaborasi Dukungan Untuk Pengembangan Voli di Tanah Air
- Cuaca Tak Menentu Bikin Harga Bawang Merah Melonjak Drastis
Advertisement
Advertisement